Dua hari yang lalu aku terpaksa belanja disebuah Mini Market. Kenapa aku bilang “terpaksa”? Karena biasanya aku berbelanja bulanan ke Super Market. Disamping nyaman atmosfirnya, juga asyik untuk memilih belanjaan. Apa pun di Super Market tersedia. Lengkap. Sandang, pangan dan papan. Tapi karena aku gak belanja bulanan cuma perlu mencari satu item aja jadi cukuplah aku ke Mini Market yang gak jauh dari rumahku. Disini aku mengalami tiga hal yang bikin hati dongkol bin mangkel. Ketika mendorong pintu Mini Market terlihat pemandangan yang gak bikin nyaman mata memandang. Karena semalam turun hujan menyebabkan tanah lembab dan tanah-tanah pun ikut terangkut di sandal atau sepatu para pembeli. Rupanya inilah sebabnya kenapa pemandangan jadi gak oke punya. Bayangkan ketika melangkah masuk MM di depan meja mesin kasir, berjejer karton-karton. Meliuk-liuk menutupi lantai. Berkelok-kelok tak beraturan menyusup ke koridor antar rak-rak yang berdiri dengan pongah mengundang mata pembeli.
Karton-karton yang diatur seenaknya itu bikin langkah tersendat. Gimana gak? Besar-kecil karton yang tidak sama dan diatur secara serampangan saling menumpuk menyebabkan permukaannya tidak rata. Bikin sepet mata memandang dan langkah pun ketika plirak plirik kiri kanan ke rak berbagai item harus extra hati-hati. Kalo gak bisa-bisa tersandung dan tahu sendiri akibatnya – terjerembab diatas karton-karton jelek itu. Ini ketidak-nyamananku yang ke-satu. Walaupun gak nyaman aku terpaksa meneruskan langkah perlahan dengan gaya moon-walk-nya Michael Jackson, qiqiqiqiqiiii…. Perlahan tapi pasti sampai juga aku ketempat barang yang aku cari. Biasanya si Del Monte bertengger diantara berbagai merek tomato-sauce dan chili sauce dari berbagai merek. Tapi ini koq gak ada ya? Setelah mengadakan aksi clingak-clinguk aku lihat kebetulan ada pramuniaga tidak jauh dari tempatku berdiri.
“Mas, mas, saus Del Monte habis ya?”
“Liat aja Bu di dekat saus-saus itu!”, jawabnya acuh tak acuh sambil memonyongkan mulutnya menunjuk kearah rak di dekatku. Kurang asem, pikirku dalam hati. Kurang-ajar and gak sopan amat sih nih pramuniaga. Ditanya baek-baek koq jawabnya pake mulut dimongongin segala. Huuuh…gemes aku!.
“Gak ada, Mas”, kataku mulai kesal.
Dengan menghentakkan kakinya si Mas berdiri. Aku tahu memang dia tengah membereskan item-item yang mungkin baru datang. Tapi bukan berarti dia boleh seenanknya bersikap seperti itu donk. Aku kan jelek-jelek juga pembeli. Dan pembeli itu kan raja yang harus dilayani dengan baik, hehehehehe…….. Iya kan?
Tangan si Mas sibuk memilah-milih sambil menyingkirkan botol demi botol saus untuk memastikan bahwa kata-kataku benar – si del Monte memang gak bertengger disitu.
“Saya perlu 10 botol saus tomat dan 3 botol saus sambel-nya”, kataku tanpa peduli wajahnya masih kelihatan kesal. Emang gue pikirin?
Tiba-tiba dia meneriakkan nama seorang rekannya yang (mungkin) sedang berada di dalam.gudang.
.
“Masih ada gak sih stok Del Monte?” Aneh ni orang, pikirku.
“Banyak. Tuh baru datang”, suara dari dalam terdengar meyakinkan.
Aku sabar menunggu. Ketika dua box dikeluarkan dari dalam dengan cepat tanganku meng-grab 10 botol saus tomat dan 3 botol saus sambal. Aku masukkan ke dalam keranjang dengan sedikit bantingan. (Untung gak pecah, hehehe....) Keranjang belanja yang agak berat itu tidak aku jinjing tapi aku dorong dengan kaki hingga sampai di depan meja kasir. Si Mas melongo memandang tingkahku yang kesal atas sikapnya. Emang gue pikirin. Yang penting si del Monte sudah ku dapat dan dalam bayangan kerja keras menunggu nih -- sebab aku tidak boleh mengecewakan tetanggaku yang memesan tiga loyang lasagna ala Bunda Yati Rachmat. Sayangnya karena aku terlalu kesal udah males deh menoleh lagi untuk lihat nama di dada si Mas itu. Untuk apa juga aku peduli! Biarlah Allah yang membalas sikapnya yang kurang sopan. Ini ketidak-nyamananku yang kedua.
Di depan meja kasir dengan sedikit menghela napas aku angkat keranjang belanja. Wuih, berat juga ya! Kuletakkan di atas meja kasir. Karena harga kedua macam saus itu ternyata sama, si Mbak hanya cukup mengangkat satu botol untuk disorot mesin barcode. Aktivitas selanjutnya dengan lincah tangannya bermain diatas toets keyboard dan muncul jumlah harga di monitor. Sesederhana itu. Botol-botol kini berpindah kedalam sebuah kantong plastik warna oranye. Transaksi selesai!
“Mbak, tolong plastiknya di dobel ya?” pintaku sebelum mengangkat belanjaanku.
“Plastiknya tebal, Bu. Nggak akan jebol koq”, jawab si Mbak, sang Kasir.
“Saya ini gak naik mobil pribadi, tapi naik ojek. Jadi tolong di dobel plastiknya !”, kataku sedikit kesal.
Si Kasir acuh tak acuh dan terus melayani pelanggan lain. Kurang asem.
“Mbak! Tolong plastik nya. Saya bayar deh berapa sih harga 1 lembar plastik? Rp. 500? Rp. 1,000?” Kataku dengan agak sewot.
"Iya, mbak di dobel tuh plastiknya", ibu-ibu lain disebelahku ikut mendukung.
Kasir memberikan plastik kepadaku dengan menyodorkannya tanpa melihat mukaku. Kurang asem. Dibantu pelanggan disebelahku, aku masukkan belanjaanku ke dalam plastik ekstra ini.
Ya ampun, koq gini sih pelayananannya di Mini Market ini. Gak lagi-lagi deh aku belanja disini. Sumpah! Lebih baik cari di pasar tradisionil aja kallleee. Aku mengumpat dalam hati. Senyum kecutku berganti dengan senyum cerah mengingat uang hasil jerih payahku membuat lasagna pesanan jumlahnya? Woooww…..lumayan.
Note: Aku tahu dan mengerti betapa sibuknya melayani begitu banyak pelanggan seorang diri dibelakang meja kasir. Tapi itu sudah menjadi tanggung-jawab dari pramuniaga/wati untuk berdedikasi tinggi dalam bertugas. Ya kalo gak mau repot dan gak mau capek, minta keluar aja dari Mini Market. Tidur dirumah ampe lemes! Inget donk akan bunyi sebuah moto: tanpa kerja keras kita tidak akan mencapai apa-apa!
Artikel ini diikutsertakan dalam Kontes Cerita Unik Belanja di BloggerPemula.Com
6 comments:
Pelit bener kasirnya, minta satu plastik aja gak boleh ;D
Untungnya selama ini tiap minta plastik lebih sama si kasir selalu dikasih ;D
Sukses kontesnya ya,bunda :)
Terima kasih sekali atas partisipasinya. Sudah saya catat sebagai peserta ke 23
Salam hangat n sukses selalu :)
Mama Rani, iya tuh pelit banget! Ngertiin sih dia cuma sendiri trus yang blanja lumayan banyak, jadi dia grogi kalleee...apa mungkin dia karyawan baru. Orangnya manis, tapi sikapnya gak semanis wajahnya, hiiii........
Makasih Kang Yayat38 naskah bunda yang ngelepasin uneg-uneg ket'rima. Partisipasi sih, tapi mudah2an gondol hadiah, hahahahaha......ngarep.com
Bunda koment aja disana (seonita), siapa tau masih bisa daftar.... Jiah juga baru belajar :D
jiah al jafara, karena lagi iseng nih bunda klak-klik postingan di blog yang udah lama "tidur pules", hehe.... Bunda baca ada komentar jiah disini "Bunda komen aja disana (seonita), siapa tau masih bisa daftar.... Jiah juga baru belajar." Nah pasti Jiah juga udah lupa ya apa itu (seonita), qiqiqiqiqiii..karena udah lama banget ni komentar gak direspon sama bunda. udah 13 (baca:tigabelas) bulan,hahahaha... Makasih ya dulu udah ke postingan bunda.
Post a Comment